03 December 2016

Parhalaan Atau Kalender Menurut Ilmu Astronomi Orang Batak

Kalender Penanggalan Suku Batak

Penanggalan orang Batak didasarkan pada pengetahuan ilmu falak yakni lingkaran langit, cakrawala dan peredaran bintang 

sistem penanggalan suku batak


Parhalaan merupakan Kalender Penanggalan orang Batak didasarkan pada pengetahuan ilmu falak yakni lingkaran langit, cakrawala, peredaran bintang (astronomi) yang tidak ada hubungannya dengan setan-setan.

Hala artinya tingki (waktu). Musim bercocok tanam misalnya selalu disesuaikan dengan parhalaan, sehingga di Tanah Batak terdapat 12 kalender parhalaan untuk musim tanam padi. Tetapi hala juga berarti Kalajengking (Scorpio) yang sifatnya dalam 30 hari hanya 4 hari keluar dari sarangnya mencari makan.

Perhitungan kalender penanggalan orang Batak dimulai sejak datangnya nenek moyang pertama ke Tanah Batak (Gunung Toba) untuk mendapatkan pohon kayu “ Hau Batak “ yakni bahan pembuatan tongkat (Tungkot Sisia Lagundi = tongkat bermakna sembilan legendaris) sekitar 2350-an tahun lalu.

Dalam setahun terdapat 12 bulan atau 360 hari ( Sipaha sada sampai Sipaha Sampulu dua). Dalam satu bulan terdapat 30 hari atau 4 minggu.( dimulai dgn Artia, Suma, Anggara.... dan hari ke-30 disebut Rikkar) Dalam satu minggu terdapat 7 hari, sbb: Hari Minggu = Gok ( penuh),  Hari Senin = Hehe ( bangkit ),  Hari Selasa = Tuat ( turun ),  Rabu = Morot ( bergerak),  Kamis = Dapot ( Mendapat ), Jumat = Sahat ( Tiba ),  Sabtu = Nangkok ( Mendaki).  Nama-nama Bulan antara lain:

 Marhara, Marhumba, Mena, Nituna, Masoha,  Mesa, Marahata,  Biata,  Hania, Tola, Martiha dan Dana.

Baca juga:
SEJARAH ASAL USUL MASYARAKAT BATAK


Lorem ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry.


EmoticonEmoticon