Kalender Penanggalan Suku Batak
Penanggalan orang Batak didasarkan pada pengetahuan ilmu falak yakni lingkaran langit, cakrawala dan peredaran bintang
sistem penanggalan suku batak |
Parhalaan merupakan Kalender Penanggalan orang Batak didasarkan pada pengetahuan ilmu falak yakni lingkaran langit, cakrawala, peredaran bintang (astronomi) yang tidak ada hubungannya dengan setan-setan.
Hala artinya
tingki (waktu). Musim bercocok tanam misalnya selalu disesuaikan dengan
parhalaan, sehingga di Tanah Batak terdapat 12 kalender parhalaan untuk musim
tanam padi. Tetapi hala juga berarti Kalajengking (Scorpio) yang sifatnya dalam
30 hari hanya 4 hari keluar dari sarangnya mencari makan.
Perhitungan
kalender penanggalan orang Batak dimulai sejak datangnya nenek moyang pertama
ke Tanah Batak (Gunung Toba) untuk mendapatkan pohon kayu “ Hau Batak “ yakni
bahan pembuatan tongkat (Tungkot Sisia Lagundi = tongkat bermakna sembilan
legendaris) sekitar 2350-an tahun lalu.
Dalam
setahun terdapat 12 bulan atau 360 hari ( Sipaha sada sampai Sipaha Sampulu
dua). Dalam satu bulan terdapat 30 hari atau 4 minggu.( dimulai dgn Artia,
Suma, Anggara.... dan hari ke-30 disebut Rikkar) Dalam satu minggu terdapat 7
hari, sbb: Hari Minggu = Gok ( penuh), Hari Senin = Hehe ( bangkit ), Hari Selasa = Tuat ( turun ), Rabu = Morot ( bergerak), Kamis = Dapot ( Mendapat ), Jumat = Sahat (
Tiba ), Sabtu = Nangkok ( Mendaki). Nama-nama Bulan antara lain:
Marhara, Marhumba, Mena, Nituna, Masoha, Mesa, Marahata, Biata, Hania, Tola, Martiha dan Dana.
Baca juga:
SEJARAH ASAL USUL MASYARAKAT BATAK
EmoticonEmoticon