Masyarakat Batak Toba memberi tingkatan hidup
pada nilai-nilai kebudayaan dalam tiga kata, yaitu harajaon (kuasa), hamoraon
(kekayaan) dan hasangapon (kehormatan).
Hagabeon
merupakan kebahagian apabila mempunyai keturunan atau anak
baoa(laki-laki) dan boru (perempuan) dan memiliki cucu dari anak-anaknya
tersebut. Saat ia memiliki anak yang sudah menghidupi keluarga nya sendiri
serta memiliki cucu maka ia akan disebut gabe. Hagabeon menjadi puncak saat
cucu bahkan cicit bisa ia lihat saat ia masih hidup dan masih bisa berkumpul
dengan keluarga.
Hamoraon menunjukkan bahwa tujuan dalam hidup
seorang Batak adalah mensejahterakan kehidupan. Anggapan tradisional,
pengertian kesejahteraan lebih dianggap sama dengan banyak memiliki istri dan
anak, ladang yang luas dan ternak yang banyak. Kepemilikan ini dianggap sebagai
hasil karena memiliki seorang Batak memiliki sahala sebagai raja.
Hasangapon merupakan tujuan dari usaha-usaha
untuk mewujudkan gagasan-gagasan harajaon dan hamoraon. menunjukkan bahwa
tujuan setiap manusia adalah berdiri sendiri secara merdeka dan mengelola hidup
dengan wibawa dan kuasanya. Setiap orang Batak (laki-laki), selalu mempunyai
keinginan menjadi seorang raja. Pengertian menjadi raja adalah seorang yang
dapat mengatur hidupnya sendiri tanpa bantuan orang lain. Oleh karena itu
dianggap penting untuk membentuk rumah tangga sendiri, karena rumah tangganya
adalah awal dari usaha-usaha untuk mendirikan ke”raja”annya sendiri. Manusia
harus menghormati sanak saudaranya dan marga yang dia miliki. Perjuangan untuk
mencapai hasangapon digambarkan sebagai motivasi fundamental suku Batak.
Itulah pandangan umum orang batak tentang
tingkatan kehidupan, meskipun hal itu bukan tujuan hidup mutlak oleh semua
orang batak seperti lagu marragam-ragam dari trio ambisi yang tidak
menginginkan hagabeon, hamoraon, dan hasangapon melainkan cinta sang pujaan
hati... asik..
lihat lirik lagu marragam-ragam dan terjemahan bahasa indonesianya disini
EmoticonEmoticon