Dalihan Natolu Dalam Budaya Adat Batak Toba
dalihan natolu (tiga tungku) |
Masyarakat Batak memiliki
falsafah hidup yang selalu dilaksanakan dalam setiap aktivitas kemasyarakatan,
seperti dalam aktivitas perkawinan, upacara kematian, upacara menempati rumah
yang baru dan sebagainya,
Setiap suku bangsa
memiliki falsafah atau pedoman hidup yang berbeda satu dengan yang lain. Begitu
pula dengan masyarakat suku Batak, meskipun mereka berada jauh dari tempat mereka
berasal mereka akan tetap menjunjung tinggi falsafah hidup mereka. Falsafah
hidup masyarakat Batak yang paling tinggi adalah falsafah Dalihan Na Tolu yang
disebut juga ”Tungku nan Tiga” yang selanjutnya akan disingkat dengan
DNT adalah suatu ungkapan yang menyatakan kesatuan hubungan kekeluargaan pada
suku Batak.
Di dalam DNT, terdapat
tiga unsur hubungan kekeluargaan. Ketiga unsur hubungan kekeluargaan itu adalah
Dongan Sabutuha (teman semarga), Hula-hula (keluarga dari pihak
Istri), dan Boru (keluarga dari pihak menantu laki-laki kita)
(Sihombing, T.M., 1986: 71).
Sedangkan menurut Marbun
(1987: 37) Dalihan Na Tolu adalah dasar kehidupan bagi masyarakat Batak,
terdiri dari tiga unsur atau kerangka yang merupakan satu kesatuan yang tak
terpisahkan yakni Dongan Sabutuha, Hula-hula, dan Boru.
Ketiganya bergerak serta saling berhubungan selaras, seimbang dan teguh oleh
adanya marga dan prinsip marga.
Dalihan Na Tolu berfungsi menentukan tentang
kedudukan, hak dan kewajiban seseorang atau kelompok orang atau mengatur dan
mengendalikan tingkah laku seseorang atau kelompok dalam kehidupan adat
bermasyarakat. Selain itu juga berfungsi sebagai dasar dalam bermusyawarah dan
mufakat masyarakat Batak (Marbun dan Hutapea, 1987: 37).
Dalihan dapat
diterjemahkan sebagai “tungku” yang mengandung arti yang sama, ‘3 POSISI
PENTING’ dalam kekerabatan orang Batak yang terdiri dari :
- HULA HULA
yaitu kelompok orang orang
yang posisinya “tertinggi”, yaitu keluarga marga pihak perempuan. Relasinya
disebut SOMBA SOMBA MARHULA HULA yang berarti harus hormat kepada keluarga
pihak istri. “Hula-Hula” adalah Orang tua dari wanita yang dinikahi oleh
seorang pria, namun hula-hula ini dapat diartikan secara luas. Semua saudara
dari pihak wanita yang dinikahi oleh seorang pria dapat disebut hula-hula.
Marsomba tu hula-hula artinya seorang pria harus menghormati keluarga pihak
istrinya. Dasar utama dari filosofi ini adalah bahwa dari fihak marga istri lah
seseorang memperoleh “berkat” yang sangat didominasi oleh peran seorang istri
dalam keluarga. Berkat hagabeon berupa garis keturunan, hamoraon karena
kemampuan dan kemauan istri dalam mengelola keuangan bahkan tidak jarang lebih
ulet dari suaminya, dan dalam hasangapon pun peran itu tidak kurang pentingnya.
Somba marhulal-hula supaya dapat berkat.
- BORU
yaitu kelompok orang orang
yang posisinya “di bawah”, yaitu saudara perempuan kita dan pihak marga
suaminya, keluarga perempuan pihak ayah. Boru adalah anak perempuan dari suatu
marga, misalnya boru Simanjuntak adalah anak perempuan dari marga Simanjuntak.
Maka semua marga yang memperistri boru Simanjuntak adalah Borunya Marga
Simanjuntak. Prinsip hubungannya adalah ELEK MARBORU artinya harus dapat
merangkul boru/sabar dan tanggap. Dalam kesehariannya, Boru bertugas untuk
mendukung/membantu bahkan merupakan tangan kanan dari Hula-hula dalam melakukan
suatu kegiatan paradaton. Harus diingat bahwa filosofi ELEK MARBORU:
kedudukan “di bawah” tidak merupakan garis komando, tetapi harus dengan
merangkul mengambil hati dari Boru – nya
- DONGAN TUBU
yaitu kelompok orang-orang
yang posisinya “sejajar”, yaitu: saudara semarga. Prinsip Hubungannya adalah
MANAT MARDONGAN TUBU, artinya HATI-HATI menjaga persaudaraan agar terhindar
dari perseteruan.
Dalihan Na Tolu ini
menjadi pedoman hidup orang Batak dalam kehidupan bermasyarakat. Dalihan Natolu
bukanlah kasta karena setiap orang Batak memiliki ketiga posisi tersebut:
ada saatnya menjadi Hula hula, ada saatnya menempati posisi Dongan Tubu
dan ada saatnya menjadi BORU. Dengan Dalihan Natolu, adat Batak tidak
memandang posisi seseorang berdasarkan pangkat, harta atau status seseorang.
Itulah sedikit penjelasan
tentang DALIHAN NA TOLU, contoh lain dari kayanya adat budaya orang batak.
EmoticonEmoticon